Mesuji - (Sbuai Media)
Proyek Pembangunan pusat produksi benih di Desa Buko Poso, Kecamatan Wayserdang, Kabupaten Mesuji, yang dikerjakan oleh CV Putra Abung Sentosa dengan nilai kontrak Rp.1.253.398.400, diduga tidak sesuai spesifikasi.
Hal tersebut nampak jelas pada beberapa item pekerjaan dari penggunaan alat berat sampai dengan penggunaan material besi polos yang diduga kuat tidak sesuai dengan spesifikasi pekerjaan. Sehingga kualitas dari hasil pekerjaan tersebut sangat diragukan.
Berdaskan data dan hasil investigasi tim di Lokasi pekerjaan, pada item pekerjaan pekerjaan pematangan lahan dan pembentukan elevasi peralatan yang seharusnya digunakan pihak rekanan yaitu Eksapator, Vibro roller, Bulldozer dan Water Tanker Truck. Akan tetapi dalam pengerjaan pematangan lahan dan pembentukan elevasi pihak rekanan hanya menggunkan dua jenis alat berat saja, yaitu Eksapator dan Vibro Roller saja.
Selain itu, pada pekerjaan pembangunan Rumah Jaga, item pekerjaan beton bertulang, material besi polos yang digunakan pihak rekana diduga kuat tidak sesuai dengan spesifikasi, hal tersebut nampak jelas pada penggunaan besi polos yang digunakan oleh pihak rekanan di Lokasi Pekerjaan ditemukan ada ukuran dan diamensi yang berbeda walaupun tertulis di besi sama - sama 10", kalau dilihat dari diamensi bentuk ukuran besi 10" yang dipakai untuk kolom partisi lebih besar dari diamensi bentuk dan ukuran besi 10" yang digunakan untuk sloof.
Penggunaan besi yang tida sesuai dengan spesifikasi juga terlihat dari penggunaan besi polos 12" dan besi untuk cincin besi 8" dan besi 6", kuat dugaan diamensi bentuk dan ukuran besi yang digunakan tidak sesuai dengan spesifikasi alias besi banci.
Hal yang sama juga terjadi pada pekerjaan pembangunan bak kolam pembenihan bibit ikan baung, selain besi yang digunakan besi banci, besi untuk kolom partisi menggunkan besi cincin 6" dan anehnya lagi untuk besi tulang menggunkan besi 12" yang dioplos dengan besi 10".
Pengawas lapangan CV Putra Abung Sentosa, Doni, juga mengakui penggunaan besi banci dalam pekerjaan pembangunan pusat produksi benih.
"Itu yang ada di toko seperti itu. Iya memang itu besi banci," katanya saat ditemui di lokasi proyek pembangunan pusat produksi benih di Buko Poso belum lama ini.
Pihaknya juga mengakui, jika alat berat yang digunakan dalam pekerjaan pematangan lahan dan pembentukan elevasi hanya menggunakan excavator dan vibro roller saja, dan tidak menggunakan bulldozer dan water tanker truck.
"Kita gunakan excavator dan vibro roller, kalau untuk bulldozer dan water tanker truck belum," ujarnya.
Jikal, selaku konsultan pengawas PT.Abadi Karsa Mulya, saat dikonfirmasi tentang banyaknya item pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi mengatakan, kalau untuk besi yang penting SNI.
"Yang besinya SNI dan ukuranya sesuai. Kita tidak tau apakah besok itu banci. Kami juga tidak membawa alat ukur," katanya. (tim)
0 Komentar